ASSALAMUALAIKUM

ASSALAMUALAIKUM

Minggu, 31 Oktober 2010

POLEMIK BUSANA MUSLIMAH BERMOTIF (bordir/renda)



Oleh: Ust. Abu Muawiah

Tanya:
Bismillah…
Assalamu’alaikum wa rohmatulloh wa barokatuh,
Ustadz, kami memiliki pertanyaan seputar jilbab muslimah. Telah terjadi diskusi antara beberapa akhwat, tentang hukum memakai busana muslimah (jilbab/ gamis/ Jubah) yang bermotif/ berenda/ berbordir/ batik sewarna/ bergaris-garis di luar rumah di hadapan non mahrom, dimana ada yang membolehkan dan ada yang tidak. Berikut kami ringkaskan diskusi yang terjadi:

Yang membolehkan berhujjah/beralasan:
1. Pakaian bermotif/ berenda/ berbordir/ batik sewarna/ bergaris-garis tersebut sudah biasa di negeri kita (Indonesia) dan berpakaian hitam/gelap polos malah menjadi perhatian orang di sebagian tempat, kondisi ataupun acara yang kebanyakan orangnya berpakaian bercorak-corak/batik. Hendaknya kita berpakaian sesuai ‘urf, karena menurut para ulama hukumnya makruh jika kita menyelisihi ‘urf berpakaian masyarakat setempat.

2. Hadits Ummu Kholid rodhiyallohu anha yang mengenakan baju bergaris-garis hijau & kuning dalam Shohih al-Bukhori:
أُتِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثِيَابٍ فِيهَا خَمِيصَةٌ سَوْدَاءُ صَغِيرَةٌ فَقَالَ مَنْ تَرَوْنَ أَنْ نَكْسُوَ هَذِهِ فَسَكَتَ الْقَوْمُ قَالَ ائْتُونِي بِأُمِّ خَالِدٍ فَأُتِيَ بِهَا تُحْمَلُ فَأَخَذَ الْخَمِيصَةَ بِيَدِهِ فَأَلْبَسَهَا وَقَالَ أَبْلِي وَأَخْلِقِي وَكَانَ فِيهَا عَلَمٌ أَخْضَرُ أَوْ أَصْفَرُ فَقَالَ يَا أُمَّ خَالِدٍ هَذَا سَنَاهْ وَسَنَاهْ بِالْحَبَشِيَّةِ حَسَنٌ
“Dibawakan kepada Nabi sebuah kain yang di dalamnya ada pakaian kecil yang berwarna hitam. Maka beliau bersabda, “Menurut kalian siapa yang pantas kita pakaikan baju ini?” maka para sahabat diam. Beliau bersabda, “Bawa Ummu Khalid ke sini,” maka Ummu Khalid pun dibawa kepada beliau, lalu beliau mengambil baju tersebut dan memakaikannya. Lalu beliau bersabda, “Semoga tahan lama hingga Allah menggantinya dengan yang baru.” Pada pakaian tersebut ada corak yang berwarna hijau atau kuning, dan beliau bersabda: “Wahai Ummu Khalid, ini sanah, sanah.” Sanah adalah perkataan bahasa Habasyah yang berarti bagus.” (no. 5375)
Dan berpendapat bahwa meski ketika itu Ummi Khalid belum baligh namun Nabi tidak mungkin melatih dan membiasakan anak kecil untuk mengerjakan sebuah kemaksiatan, sehingga hadits ini menunjukkan bolehnya seorang perempuan dewasa mengenakan pakaian berwarna hitam yang bercampur dengan garis-garis berwarna hijau atau kuning di hadapan laki-laki non mahrom. Dan juga adanya kaidah “tidak boleh menunda penjelasan ketika dibutuhkan”.

3. Imam Bukhori pernah meriwayatkan dalam kitab Shohih-nya bahwa Ummul Mukminin ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha pernah mengenakan pakaian berwarna merah dengan “corak mawar” ketika sedang melakukan ihrom di Makkah. (catatan : Namun dalam diskusi tidak diberikan teks haditsnya & nomor hadits tersebut. Mohon konfirmasi dari ustadz, apakah hadits yang bermakna seperti ini ada atau tidak dalam shohih al-Bukhori?)

4. Fatwa Syaikh Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin rohimahulloh yang teks terjemahannya ada di link : http://www.alfurqon.co.id/busana-muslimah-dengan-bordir-dan-renda/

5. Fatwa syaikh Ali bin Hasan al-Halabi yang mengatakan bahwa batasan perhiasan adalah tergantung ‘urf masing-masing daerah. [Bila diperlukan, file rekamannya bisa kami kirimkan via email(?)]

6. Penjelasan Syaikh Abu Malik Kamal dalam Shohih Fiqhis Sunnah lin Nisaa’ II/147-149.

7. Berpakaian hitam atau warna gelap memang memiliki kecenderungan untuk tersamarkan dari pandangan, akan tetapi berpakaian motif pun bisa membuat kita tersamar dari pandangan. Yang terpenting adalah bagaimana kita berpakaian, bukan seperti apa pakaian kita.

8. Tidak ada dalil shohih & shorih yang melarang baru bermotif/ berenda/ berbordir/ batik sewarna/ bergaris-garis untuk dipakai wanita dewasa di luar rumahnya di hadapan non mahrom.

Yang tidak membolehkan berhujjah/ beralasan:
1. Keumuman firman Alloh ta’ala :
“dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka…” (QS. an-Nur : 31)
“Tetaplah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu” [QS. Al-Ahzab : 33]
Sabda Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam:
“Wanita itu aurat, maka bila ia keluar rumah, setan terus memandanginya (untuk menghias-hiasinya dalam pandangan lelaki sehingga terjadilah fitnah).” (Dishahihkan syaikh Al-Albani dalam ShahihAt-Tirmidzi , dan syaikh Muqbil ibnu Hadi Al-Wadi’i dalam Ash-Shahihul Musnad, 2/36)

2. Motif/ renda/ bordir/ garis-garis/ batik tersebut termasuk perhiasan. Bahkan secara ‘urf pun jika kita bertanya pada orang-orang :“apa tujuan dibuatnya motif/renda/bordir dll tersebut di pakaian yang asalnya polos?”, akan dijawab : “supaya indah”, “untuk hiasan”, dan yang semisal itu. Dan secara bahasa pun (dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia / KBBI online) motif/ renda/ bordir juga disifati sebagai hiasan.
Jika kalung kita sebut sebagai perhiasan leher, gelang adalah perhiasan tangan, anting adalah perhiasan telinga, lipstik adalah perhiasan bibir, maka kita juga bisa sebut motif/ berenda/ berbordir/ batik sewarna/ bergaris-garis adalah perhiasan pada baju.
Sedangkan salah satu syarat jilbab yang syar’i yang disebutkan oleh para ulama adalah bahwa pakaian tersebut bukanlah perhiasan & ia berfungsi untuk menutupi perhiasan, sehingga tidak masuk akal apabila jilbab yang dikenakan itu sendiri berupa perhiasan.

3. Dan memakai pakaian warna polos yang tidak mencolok di mata masyarakat tidak bisa dikatakan menyelisihi ‘urf, jadi untuk sesuai dengan ‘urf tidak harus dengan menghiasi pakaian dengan motif/ berenda/ berbordir/ batik sewarna/ bergaris-garis.

4. Fatwa Lajnah Da’imah nomor 21352, tetanggal 9/3/1421 H tentang “model aba’ah yang di syari’atkan untuk wanita”, yang beranggotakan : Syaikh Abdul Aziz Alu Syaikh, Syaikh Abdulloh bin Ghudayyan, Syaikh Sholeh al-Fauzan dan Syaikh Bakr Abu Zaid, Lengkapnya ada di [http://alifta.com/Fatawa/FatawaChapters.aspx?View=Page&PageID=6411&PageNo=1&BookID=3]. Di antara kriteria yang disebutkan adalah:
رابعا: ألا يكون فيها زينة تلفت إليها الأنظار، وعليه فلا بد أن تخلو من الرسوم والزخارف والكتابات والعلامات.
“Keempat : Tidak diberi hiasan-hiasan yang dapat menarik perhatian mata. Oleh karena itu harus polos dari gambar, pernak-pernik, dan tulisan-tulisan, maupun simbol-simbol”.

5. Dinukil pula pendapat Syaikh Amr Abdul Mun’im Salim dalam terjemahan kitabnya “Ahkamuz Ziinah lin Nisaa’” ketika menjelaskan syarat “Pakaian tersebut tidak berfungsi sebagai perhiasan”, setelah membawakan Surat an-Nuur ayat 31 beliau menjelaskan : “Hendaklah pakaian tersebut tidak bercorak (bermotif) atau bergambar atau berwarna warni lebih dari satu warna dan dibordir. Semua itu termasuk perhiasan yang tidak boleh ditampakkan oleh kaum wanita di hadapan lelaki yang bukan mahromnya.”

6. Hadits Ummu Kholid rodhiyallohu anha terjadi ketika Ummu Kholid masih kecil (bahkan masih digendong), sehingga tidak tepat jika meng-qiyas-kan hukumnya untuk wanita dewasa. Dan beralasan “Nabi tidak mungkin melatih dan membiasakan anak kecil untuk mengerjakan sebuah kemaksiatan” tidak tepat karena banyak ihtimal lainnya, seperti :
Karena kain itu bercorak, maka Nabi memberikannya kepada anak kecil karena mereka belum mukallaf & tidak terkena hukum berhias.

7. Membolehkan motif/ berenda/ berbordir/ batik sewarna/ bergaris-garis pada pakaian akhwat akan membuka pintu tabarruj, sedangkan agama kita mengenal kaidah Saddu adz-Dzari’ah.

Mohon tarjih & nasehat ustadz dalam masalah ini dan mohon penjelasan bagaimana batasan ‘urf yang bisa digunakan dalam masalah pakaian muslimah ini?
Demikian pertanyaan ini kami buat sejelas-jelasnya. Besar harapan kami ustadz bersedia menjawab pertanyaan ini.
Jazakumullohu khoiron.

Ummu Shofiyyah [mailto:ummu.shofi@yahoo.com]

Jawab:
Bismillah. waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh
Yang ana yakini bahwa pakaian bermotif tidak boleh digunakan oleh wanita muslimah ketika dia keluar rumah, karena dia termasuk zinah (perhiasan), sementara Allah Ta’ala telah memerintahkan untuk tidak menampakkan perhiasan kecuali kepada mahram.
Sebagaimana yang sudah dimaklumi bahwa para muslimah diwajibkan untuk berhijab, dan berhijab ini lebih umum maknanya daripada sekedar berjilbab atau bercadar atau menutupi seluruh anggota tubuhnya. Akan tetapi berhijab yang syar’i adalah seorang wanita menutupi seluruh tubuhnya serta perhiasannya, yang dengannya semua non mahram tidak bisa melihat sedikit pun dari tubuh dan perhiasannya.

Sekarang masalahnya, yang mana yang termasuk perhiasan?
Asy-Syaikh Bakr Abu Zaid dalam kitab Hirasah Al-Fadhilah pada pembahasan ‘Hijab yang bersifat khusus’ menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan zinah (perhiasan) pada firman Allah Ta’ala, “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka,” (QS. An-Nur: 31) adalah semua yang dipakai berhias oleh wanita, selain dari asal penciptaannya (postur tubuhnya), atau dinamakan az-zinah al-muktasabah (hiasan yang bisa diusahakan).
Maksudnya: Tubuh wanita adalah perhiasan akan tetapi tidak bisa diusahakan adanya, karena memang asal penciptaannya seperti itu.
Selain dari tubuhnya, yang juga diperintahkan untuk disembunyikan adalah perhiasan yang bisa diusahakan, yaitu segala sesuatu yang menarik pandangan orang selain dari anggota tubuhnya. Dan para ulama memberikan batasan dari zinah (perhiasan) adalah semua perkara yang menarik perhatian orang untuk melihatnya.

Jika ada yang bertanya: Bukankah pakaian luar (walaupun berwarna hitam) juga tetap dilihat oleh orang?
Jawab: Betul, karenanya seorang wanita dianjurkan untuk tidak sering keluar rumah agar pakaian luarnya pun tidak terlihat oleh orang lain.
Perlu diketahui bahwa pakaian luar asalnya termasuk perhiasan yang dilarang untuk diperlihatkan. Hanya saja berhubung terkadang wanita butuh keluar rumah karena ada keperluan maka pakaian luar pun Allah kecualikan dari hukum di atas dengan firman-Nya, “Kecuali yang nampak dari (perhiasan)nya.” Jadi pembolehan menampakkan pakaian luar termasuk hukum dharurat, karena wanita kadang diizinkan keluar sementara tidak mungkin dia keluar tanpa berpakaian.
Termasuk dalam ayat ini adalah ketika tanpa disengaja pakaian luarnya tersingkap sehingga terlihat pakaian dalamnya (maksudnya rumah yang ada dibalik jubah atau jilbabnya), maka ini termasuk dalam ayat, “Kecuali yang nampak darinya,” yakni yang terlihat dalam keadaan tidak sengaja, bukan disengaja.

Kesimpulannya: Kalau para ulama menghukumi pakaian luar termasuk perhiasan yang harus ditutup, sementara dia hanya diizinkan untuk dinampakkan karena idhthirar (keterpaksaan/tidak ada pilihan lain), maka bagaimana bisa seseorang menambahkan lagi hiasan (apapun motif dan coraknya) padanya yang menjadikan orang lain tambah tertarik untuk melihatnya. Tentunya perbuatan ini termasuk dari perbuatan yang terlarang karena menjadikan jilbab luarnya (yang asalnya boleh dinampakkan secara dharurat) menjadi perhiasan yang tidak boleh dinampakkan.

Tambahan:
Melihat keterangan makna zinah (perhiasan) di atas, maka termasuk perhiasan yang harus disembunyikan oleh para wanita adalah: Tas atau dompetnya yang bisa menarik perhatian, sandal atau sepatu yang bentuk dan motifnya bisa menarik perhatian, kaus kaki atau kaus tangan yang bermotif, dan seterusnya. Wallahu Ta’ala a’lam.

Adapun dalil-dalil yang dibawakan oleh pihak yang membolehkan jilbab/jubah bermotif, maka jawabannya sebagai berikut berdasarkan nomor dalil:
1. Ucapan ini mengharuskan membolehkan semua pakaian yang haram boleh dipakai kalau memang pakaian itu banyak dipakai oleh orang lain. Kami katakan: Kenapa tidak sekalian melepaskan jilbab, toh yang tidak berjilbab lebih banyak di negeri ini dibandingkan yang berjilbab.
Kalau dia berkata: Pakaian masyarakat juga tetap harus mengikuti aturan syariat.
Kami katakan: Inilah yang kami inginkan. Walaupun pakaian bermotif bagi wanita ini adalah hal yang tersebar di negeri ini, akan tetapi ada syariat yang melarang wanita untuk menampakkan perhiasan. Dan sudah dijelaskan bahwa pakaian bermotif termasuk dari perhiasan. Wallahul muwaffiq.

2. Adapun hadits Ummu Khalid, maka seperti yang anti sebutkan bahwa Ummu Khalid ketika itu masih anak-anak sehingga diperbolehkan untuknya apa yang tidak diperbolehkan untuk wanita dewasa. Karenanya tidak bisa dikatakan bahwa beliau tidak melatih dan membiasakan anak kecil untuk bermaksiat karena itu bukanlah maksiat bagi dirinya.
Apakah dikatakan Nabi -alaihishshalatu wassalam- membiasakan anak kecil berbuat maksiat atau atau dikatakan beliau mengundurkan penjelasan ketika dibutuhkan, tatkala beliau membiarkan dua anak kecil memukul rebana sambil bernyanyi di hari id?
Apakah dikatakan Nabi -alaihishshalatu wassalam- membiasakan anak kecil berbuat maksiat atau atau dikatakan beliau mengundurkan penjelasan ketika dibutuhkan, tatkala beliau mengizinkan Aisyah bermain boneka berbentuk makhluk hidup?
Hasya wa kalla, sekali-kali tidak.
Jika dia mengatakan: Pembolehan anak kecil menyanyi di hari id dan bermain boneka ada dalil yang membolehkannya. Maka kami katakan: Memakai pakaian bermotif bagi anak kecilpun ada dalil yang membolehkan. Karenanya masalahnya jangan dicampuradukkan.

3.Haditsnya diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam kitab Al-Hajj, Bab: Para wanita tawaf dengan para lelaki, no. hadits 1618 (cet. Dar Al-Hadits), dari Atha’ dia berkata:
وَكُنْتُ آتِي عَائِشَةَ أَنَا وَعُبَيْدُ بْنُ عُمَيْرٍ وَهِيَ مُجَاوِرَةٌ فِي جَوْفِ ثَبِيرٍ قُلْتُ وَمَا حِجَابُهَا قَالَ هِيَ فِي قُبَّةٍ تُرْكِيَّةٍ لَهَا غِشَاءٌ وَمَا بَيْنَنَا وَبَيْنَهَا غَيْرُ ذَلِكَ وَرَأَيْتُ عَلَيْهَا دِرْعًا مُوَرَّدًا
“Dan aku bersama ‘Ubaid bin ‘Umair pernah menemui ‘Aisyah radliallahu ‘anha yang sedang berada disisi gunung Tsabir. Aku (Ibnu Juraij) bertanya: “Hijabnya apa? Ia menjawab: “Dia berada di dalam sebuah tenda kecil. Tenda itu memiliki penutup dan tidak ada pembatas antara kami dan beliau selain penutup itu, dan aku melihat beliau mengenakan gamis berwarna mawar”.
Sudah dimaklumi bersama bahwa seorang salafi tidaklah memahami sebuah hadits hanya berdasarkan terjemahannya, akan tetapi dia diharuskan untuk merujuk kepada syarah para ulama terhadap hadits tersebut.
Dan kelihatannya kesalahpahaman mereka memahami hadits ini untuk membolehkan pakaian bermotif juga lahir karena mereka hanya berlandaskan pada terjemahan biasa dan tidak merujuk kepada ucapan para ulama terhadap hadits ini.
Kami katakan: Tidak ada sedikit pun sisi pendalilan dalam kisah bagi yang membolehkan pakaian yang bermitif. Ini bisa ditinjau dari beberapa sisi:
1. Makna kalimat dir’an muwarradan dalam kisah di atas bukanlah jubah bermotif mawar sebagaimana yang diterjemahkan oleh sebagian penerjemah. Akan tetapi maknanya sebagaimana yang Al-Hafizh Ibnu Hajar terangkan, “Warnanya warna mawar,” yakni berwarna merah.
Karenanya terjemahan yang anti sebutkan bahwa: [Ummul Mukminin 'Aisyah rodhiyallahu 'anha pernah mengenakan pakaian berwarna merah dengan "corak mawar" ketika sedang melakukan ihrom di Makkah] adalah tidak tepat. Lagi pula kisah ini tidak terjadi di Makkah akan tetapi terjadi di bukit dekat Muzdalifah.
2. Al-Hafizh menyebutkan lafazh ucapan Atha’ dalam riwayat Abdurrazzaq, “Pakaian yang berwarna, dan ketika itu saya masih kecil.” Al-Hafizh berkata, “Maka Atha’ menjelaskan sebab dia bisa melihat Aisyah,” yakni: Atha’ bisa melihat pakaian Aisyah dan Aisyah mengizinkan dia melihatnya karena Atha` waktu itu masih kecil. Dan tidak mengapa seorang wanita menampakkan perhiasannya kepada anak kecil. Itupun kita katakan Aisyah sengaja menampakkannya, akan tetapi yang Nampak beliau tidak sengaja menampakkannya, dengan dalil adanya hijab di antara mereka.
3. Al-Hafizh juga menambahkan, “Ada kemungkinan dia tidak sengaja melihat baju yang beliau kenakan.” Dan ketidaksengajaan tidak boleh dijadikan dalil pembolehan sesuatu yang dikerjakan dengan sengaja.
(Fathul Bari: 3/545, cet. Dar Al-Hadits)

4. Bagaimana bisa ucapan Asy-Syaikh Ibnu Al-Utsaimin ini dijadikan pendukung bagi yang membolehkan wanita memakai pakaian bermotif, sementara ucapan beliau tegas sekali melarangnya. Beliau mengatakan, “Apabila kita terapkan kaidah ini untuk masalah yang ditanyakan, maka kami mengatakan bahwa hukum asal pakaian itu dibolehkan, akan tetapi apabila terdapat hiasan- hiasan bordir itu menarik perhatian bagi yang melihatnya, maka kami melarangnya bukan karena pakaian itu haram, tetapi karena pakaian itu menimbulkan fitnah.”

5. Kami tidak tahu fatwa Syaikh Ali Hasan tersebut, tapi kalau memang beliau mengataka bahwa batasan perhiasan adalah tergantung ‘urf masing-masing daerah. Maka tidak ada masalah, kita katakan: Renda atau corak pada bordir dan semacamnya menurut urf orang Indonesia adalah hiasan. Silakan tanya kepada siapa saja yang ingin mengenakan/menambahkan bordiran pada pakaiannya, apa tujuannya? Kira-kira apa tanggapan para wanita awam yang punya bordiran/motif pada pakaiannya tatkala dia disuruh untuk menghilangkan/membuang bordiran/motif itu?
Jawabannya tentu: Saya pasang itu untuk memperindah pakaian, dan saya tidak mau menghilangkannya karena akan memperjelek pakaian atau akan membuatnya kurang menarik.
Bukankah sesuatu yang indah dan menarik perhatian pada wanita termasuk zinah (perhiasan) syar’i yang harus disembunyikan???

6. Pada kitab Shahih Fiqhus Sunnah cet. Al-Maktabah At-Taufiqiah, pembahasan ini terdapat pada jilid 3 hal. 33-34.
Di sini Abu Malik Kamal -jazahullahu khairan- hanya menyebutkan masalah bolehkah wanita memakai pakaian selain warna hitam?
Itupun di akhir pembahasan beliau menyebutkan bahwa yang dibolehkan hanya yang satu warna polos. Adapun yang terdiri dari dua warna atau lebih dalam satu kain maka itu termasuk pakaian yang dilarang karena akan membentuk suatu motif.
Apa yang beliau sebutkan ini sejalan dengan nukilan yang anti sebutkan dari Amr bin Abdil Mun’im Salim, “Hendaklah pakaian tersebut tidak bercorak (bermotif) atau bergambar atau berwarna warni lebih dari satu warna dan dibordir. Semua itu termasuk perhiasan yang tidak boleh ditampakkan oleh kaum wanita di hadapan lelaki yang bukan mahromnya.”
Dan kami sependapat dengan mereka berdua di atas, berdasarkan dalil-dalil yang mereka bawakan.
Jadi penulis tidak menyinggung masalah pakaian bermotif atau berenda dan semacamnya. Tapi kelaziman dari definisi zinah (perhiasan) yang dia sebutkan, adalah dia harus menggolongkan renda/bordiran termasuk zinah yang harus untuk ditutup. Karena dia berkata ketika menafsirkan ayat 31 dari surah An-Nur, “Perhiasan di sini secara umum mencakup pakaian luar jika pakaian luar itu dihiasai dan menarik para lelaki untuk melihatnya.”
Bukankah ini kenyataan yang terjadi pada mereka yang memakai pakaian bermotif/berenda? Mata lelaki (yang ngaji maupun yang tidak) bisa tertarik untuk melihatnya -kecuali yang dirahmati oleh Rabbnya-.
Kemudian di akhir pembahasan beliau (Abu Malik) menyebutkan, “Apa yang telah kami bahas (berupa pembolehan memakai pakaian berwarna bagi wanita, pent.) tidak menghalangi untuk kita mengatakan bahwa yang pakaian yang paling utama dan lebih menutupi tubuh bagi wanita adalah yang berwarna hitam.”
Maka wahai muslimah yang mengharapkan keberuntungan dan pahala yang besar, apa yang menghalangi kalian untuk mengamalkan yang paling utama? Kenapa justru mengamalkan yang kurang utama dan meninggalkan yang lebih utama, hanya karena tidak enak dihadapan manusia??

Tambahan: Masalah warna pakaian ini, walaupun pada dasarnya wanita bisa memakai pakaian berwarna (sekali lagi bukan bermotif atau bordiran), maka di zaman ini apakah ada alim yang faham kaidah saddu adz-dzariah (menutup wasilah maksiat) yang akan mengatakan: Bolah seorang wanita memakai pakaian berwarna pink?
Padahal pink ini sudah identik dengan keindahan dan wanita. Bukankah kalau kita menerapkan ucapan Syaikh Ali Hasan di atas, pakaian pink ini juga termasuk zinah (perhiasan) yang harus ditutup?
Maka demikian pula yang kami katakan pada warna-warna lainnya. Kami katakan sebagaimana apa yang Asy-Syaikh Ibnu Al-Utsaimin katakan bahwa walaupun asalnya adalah mubah tapi dia bisa dilarang untuk dipakai tatkala dia dianggap sebagai perhiasan, wallahu a’lam.

7. Apa maksudnya ‘dengan berpakaian motif kita bisa tersamar dari pandangan’? Apa maksudnya dengan pakaian seperti itu kita bisa berbaur dengan masyarakat dan tidak tampak mencolok?
Kalau iya, kembali kami katakan: Kalau lebih tidak mau mencolok adalah dengan cara lepas jilbab, insya Allah tidak akan mencolok sama sekali.
Subhanallah, betapa anehnya pendalilan seperti ini. Bukankah Nabi -alaihishshalatu wassalam- telah menegaskan bahwa pengikut beliau di akhir zaman akan dianggap asing (berbeda dari yang lainnya). Lantas kenapa engkau wahai muslimah ingin agar kamu tidak dianggap mencolok (asing) di mata manusia?

8. Kalau maksudnya dalil shahih lagi sharih itu harus berbunyi, “Wahai wanita mukminah, janganlah kalian memakai pakaian bermotif,” atau berbunyi, “Wanita mana saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah mengenakan pakaian berenda,” dan semacamnya.
Maka hanya orang-orang awam atau orang bodoh yang mencari dalil shahih lagi sharih -semacam ini- dalam semua permasalahan dalam Islam.
Dalil yang shahih lagi sharih bagi kami adalah ayat yang melarang wanita menampakkan perhiasannya. Dalil yang shahih lagi sharih bagi kami adalah dalil yang melarang wanita melalui kaum lelaki dengan memakai apa saja yang membuatnya menarik, baik itu parfum maupun pakaian bermotif. Bahkan pakaian bermotif ini lebih parah dari parfum, karena parfum hanya bisa dinikmati oleh orang yang ada di sekitar wanita itu, sementara pakaian yang menarik pandangan bisa dinikmati dan ditonton oleh orang yang berjarak 500 meter darinya (dengan menggunakan teropong tentunya).

Wallahu Ta’ala A’lam, wahuwa Yahdi ila sawa`is sabil.

Sumber: http://al-atsariyyah.com/?p=1694

Sabtu, 30 Oktober 2010

WANITA SHALIHAH IDAMAN MUJAHID


Wanita Solehah Idaman Mujahid
"Indahnya kalammu wanita solehah yang berjuang disisi mujahid soleh....
Seindah-indah perhiasan dunia adalah wanita yang solehah...”

Kumulakan warkah ini dengan bait indah yang ditinggalkan Rasulullah saw kepada seisi alam. Wanita solehah! Idaman semua muslimin di alam maya ini. Alhamdulillah, itulah anjuran Islam yang kita cintai, pilihlah wanita yang mampu menyejukkan pandanganmu dan juga baitul muslim yang bakal dibina tika sampai saat itu, insyaAllah.



”Dinikahi seorang wanita itu kerana empat perkara hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah hal keagamaannya, maka beruntunglah kedua-dua tanganmu..”



Wanita solehah idaman mujahid soleh yang malunya menjadi perisai dirinya, yang zikirnya menjadi penawar dirinya; tak gentar di acah mehnah duniawi kerana dia rindukan wangian syurgawi, dia berpegang pada janji yang terpatri di lubuk hati. Telah dinukilkan panduan sepanjang zaman, itulah lirikan utama buatmu memilih calon isteri. Tiap baris itu telah menjadi hafalanku sejak aku mengenali dunia baligh ini.

Jika harta yang kau idamkan, ketahuilah diriku tidak punya apa-apa harta di dunia ini melainkan ilmu agama yang telah dititipkan buatku oleh mama dan abah. Tiada harta untuk kupersembahkan, hanya ketenangan yang mampu aku sediakan buatmu kerana aku pernah terbaca kata-kata ...



"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikannya di antaramu rasa kasih dan sayang.¨ (Rum: 21)


Jika keturunan yang mulia itu yang kau dambakan, ketahuilah jua aku di bawah pengawasan Allah sebagai penjaga mutlak diriku. Aku adalah keturunan mulia, ayahanda Nabi Adam as dan bonda Hawa a.s, sama seperti mu.



”... maka bertawakkallah kepada Allah, sesungguhnya Allah mengasihi orang yang bertawakal kepadaNya. Jika Allah menolong kamu maka, tiada seseorangpun yang boleh menghalang kamu, dan jika ia mengecewakan kamu, maka siapakah yang dapat menolong kamu sesudah Allah (menetapkan demikian) ? dan ingatlah kepada Allah jualah hendaknya orang yang beriman itu berserah diri...” (Ali Imran : 159-160)

Kecantikan, itulah pandangan pertama setiap insan. Malah aku meyakini bahawa kau juga tidak terlepas seperti insan yang lain. Ketahuilah, jika kecantikan itu yang kau inginkan daripada diriku, kau telah tersalah langkah. Tiada kecantikan yang tidak terbanding untuk kupertontonkan padamu. Telah aku hijabkan kecantikan diriku ini dengan amalan ketaatan

kepada tuntutan agama yang kucintai. Kau hanya membuang masa jika kau menginginkan kecantikan lahiriah semata-mata. Aku memerlukan engkau untuk bersama-samaku menegakkan dakwah islamiyyah ini, dan aku merelakan diri ini menjadi penolongmu untuk membangunkan sebuah markas dakwah dan tarbiyyah ke arah jihad hambaNya kepada Penciptanya yang agung. Pendirianku...pernikahanku akan ku jadikan medan pencarian ilmu agama sebagai risalah demi meneruskan perjuangan Islam. Aku masih kekurangan ilmu agama, tetapi berbekalkan ilmu agama yang telah dibekalkan ini. Aku ingin menjadi isteri yang sentiasa mendapat keredhaan Allah dan suamiku untuk memudahkan aku membentuk usrah muslim antara aku, suamiku dan anak-anak untuk dibaiahkan dengan ketaatan kepada Allah Yang Maha Esa. Aku bercita-cita bergelar pendamping solehah, seperti mana yang dijanjikan Rasul,

" Semoga Allah memberi rahmat kurnia kepada lelaki yang bangun di tengah malam lalu dia sembahyang dan membangunkan isterinya, maka sekiranya enggan juga bangun untuk bersembahyang, dia merenjiskan air ke mukanya. Semoga Allah memberi rahmat kurnia kepada wanita yang bangun di tengah malam lalu bersembahyang dan membangunkan suaminya. Maka jika dia enggan, dia merenjiskan air kemukanya."
(Riwayat Abu Daud dengan Isnad yang sahih)

WANITA DENGAN LIKU-LIKUNYA




____.♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥. * . * . * . * ..oleh RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF



____.♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥. * . * . * . * ..









Wanita berkata ingin menjadi bunga terindah di dunia

Dan pria berkata ingin menjadi matahari.

Wanita tidak mengerti kenapa pria ingin jadi matahari,

bukan kupu kupu atau kumbang yang bisa terus menemani bunga...





____.♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥. * . * . * . * ..







Wanita berkata ingin menjadi rembulan

dan pria berkata ingin tetap menjadi matahari.

Wanita semakin bingung karena matahari dan bulan tidak bisa bertemu,

tetapi pria ingin tetap jadi matahari....







____.♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥. * . * . * . * ..







Wanita berkata ingin menjadi Phoenix...

yang bisa terbang ke langit jauh di atas matahari,

dan pria berkata ia akan selalu menjadi matahari....





____.♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥. * . * . * . * ..







Wanita tersenyum pahit dan kecewa.

Wanita sudah berubah tiga kali...namun pria tetap keras kepala ingin jadi matahari,

tanpa mau ikut berubah bersama wanita.

Maka wanita pun pergi dan tak pernah lagi kembali

tanpa pernah tahu alasan kenapa pria tetap menjadi matahari....







____.♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥. * . * . * . * ..







Pria merenung sendiri dan menatap matahari.

Saat wanita jadi bunga, pria ingin menjadi matahari agar bunga dapat terus hidup.

Matahari akan memberikan semua sinarnya untuk bunga agar ia tumbuh, berkembang...

dan terus hidup sebagai bunga yang cantik.







____.♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥. * . * . * . * ..









Walau matahari tahu ia hanya dapat memandang dari jauh dan pada akhirnya kupu kupu yang akan menari bersama bunga.

Ini disebut KASIH, MEMBERI TANPA PAMRIH





____.♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥. * . * . * . * ..







Saat wanita jadi bulan,pria tetap menjadi matahari.....

agar bulan dapat terus bersinar indah dan dikagumi.



Cahaya bulan yang indah hanyalah pantulan cahaya matahari,

tetapi saat semua makhluk mengagumi bulan,siapakah yang ingat kepada matahari?





____.♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥. * . * . * . * ..





Matahari rela memberikan cahayanya untuk bulan

walaupun ia sendiri tidak bisa menikmati cahaya bulan...

dilupakan jasanya dan kehilangan kemuliaannyasebagai pemberi cahayaagar bulan mendapatkan kemuliaan tersebut....

Ini disebut denganPENGORBANAN

menyakitkan namun sangat layak untuk cinta.







Saat wanita jadi phoenix yang dapat terbang tinggi,

jauh ke langit bahkan di atas matahari...

Pria tetap selalu jadi matahari agar phoenix bebas untuk pergi kapan pun ia mau

dan matahari tidak akan mencegahnya.







____.♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥. * . * . * . * ..







Matahari rela melepaskan phoenix untuk pergi jauh,

namun matahari akan selalu menyimpan cinta yang membara di dalam hatinya hanya untuk phoenix.





Matahari selalu ada untuk phoenix kapan pun ia mau kembali

walau phoenix tidak selalu ada untuk matahari.

Tidak akan ada makhluk lain selain phoenixyang bisa masuk ke dalam matahari dan mendapatkan cintanya.....

Ini disebut dengan KESETIAAN

walaupun ditinggal pergi dan dikhianati,namun tetap menanti dan mau memaafkan..





____.♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥. * . * . * . * ..









Untuk para wanita.....Siapakah Matahari yang ada di dalam kehidupanmu??



Bila engkau sudah menemukan dan melihat Matahari dalam kehidupanmu..



PERGI, LIHATLAH DAN JANGAN PERNAH KAU TINGGALKAN......!









____.♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥. * . * . * . * ..

Senin, 25 Oktober 2010

UNTUK PARA MUSLIMAH


oleh RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF

Saudariku muslimah, salah seorang darimu pernah berkisah, simaklah mudah-mudahan engkau bisa mengambil faedah.

“Mulanya hanyalah perkenalan dan percakapan biasa lewat telepon. Seiring waktu berkembanglah pembicaraan sampai pada kisah cinta dan seluk-beluknya. Dia pun kemudian mengungkapkan cintanya dan berjanji akan meminang saya. Dia meminta agar bisa melihat wajah saya, terang saya menolaknya. Dia mengancam akan memutuskan hubungan. Akupun menyerah. Kukirimkan fotoku serta surat-surat yang begitu manis penuh rayu. Surat menyurat pun berlangsung selalu. Sampai akhirnya dia meminta untuk berjumpa dan jalan berdua dengannya. Aku menolak dengan keras. Tapi dia mengancam akan menyebarluaskan foto-foto saya serta surat-surat saya dan suara saya yang direkamnya ketika kami bercakap-cakap lewat telepon. Akhirnya akupun keluar pergi bersamanya dengan tekad agar bisa pulang segera secepatnya. Ya, akupun pulang akan tetapi dengan mambawa aib dan kehinaan. Ku katakan padanya: Nikahilah aku! Sungguh ini adalah aib bagiku. Maka dia menjawab dengan segenap penghinaan, ejekan dan mentertawakan: “Sesungguhnya aku tidak akan menikahi wanita pezina.





Saudariku yang mulia, jika engkau memang memiliki akal untuk berfikir maka dengarkanlah nasehat berikut ini:



"Janganlah engkau percaya bahwa pernikahan akan mungkin terlaksana hanya karena perkenalan dan percakapan iseng lewat telepon. Kalaupun memang ini terjadi maka akan mengalami kegagalan, kegalauan dan penyesalan.

Janganlah engkau percayai seorang pemuda ketika dia mulai menampakkan kejujuran dan keikhlasannya dan menyatakan sangat menghargai dan menjunjung tinggi kehormatanmu tapi dia mengkhianati keluargamu dengan meneleponmu dan mengajakmu jalan bersama. Jangan kamu percayai dia ketika dia mulai menyatakan cinta dan berlemah lembut dalam pembicaraannya. Sungguh dia melakukan semua itu dengan tujuan-tujuan busuknya yang tampak jelas bagi orang yang berakal. Akankah dia benar-benar menjunjung tinggi kehormatanmu sementara dia mengajakmu berjumpa dan jalan bersama padahal engkau belum halal baginya?"



"Janganlah engkau percayai para penyeru emansipasi yang mengharuskan adanya cinta (pacaran) sebelum pernikahan.

Ketahuilah bahwa cinta yang hakiki adalah setelah menikah. Adapun selain itu, umumnya adalah cinta yang penuh kepalsuan. Cinta yang dibangun di atas dusta dan kebohongan, semata-mata untuk bersenang-senang memuaskan hawa nafsu yang tak lama kemudian akan tampaklah kenyataan yang sesungguhnya. Berapa banyak keluarga yang hancur berantakan padahal mereka telah berpacaran sebelum akad pernikahan dan berjanji akan setia berkasih sayang sepanjang jaman? Bahkan berapa banyak pula pasangan yang berantakan sebelum sampai pada pelaminan dibarengi hilangnya kehormatan yang dibanggakan?"





Al-Imam Al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya bahwa Nabi SAW bersabda: “Pada suatu malam aku bermimpi didatangi dua orang. Keduanya berkata kepadaku, Pergilah! -kemudian beliau menyebutkan haditsnya sampai pada sabdanya SAW -: “Kemudian kami mendatangi bangunan seperti tanur yang di dalamnya terdengar suara gaduh memekik. Kamipun melongoknya. Ternyata di dalamnya terdapat pria dan wanita telanjang yang disambar oleh lidah api dari bawah mereka. Ketika lidah api itu mengenai mereka, merekapun memekik kepanasan dan kesakitan. Ketika Nabi SAW menanyakan hal tersebut kepada malaikat, mereka menjawab: “Adapun pria dan wanita yang ada di tanur tersebut mereka adalah laki-laki dan wanita pezina. Maka apakah engkau ingin menjadi bagian dari mereka wahai saudariku muslimah?





Jauhilah bercakap-cakap tanpa keperluan di telepon karena sesungguhnya Allah merekamnya demikian juga syaithan dari jenis manusia pun merekamnya. Mereka para petualang cinta akan menggunakannya sebagai alat untuk mengintimidasi kalian agar kalian mau mendengar mereka dan mentaati mereka. Qiyaskan juga ke dalamnya chating yang tiada guna dan hanya membuang waktu semata.

Hati-hatilah, janganlah engkau foto dirimu kecuali karena suatu hajat dan janganlah terlalu mudah engkau sebarluaskan fotomu dengan segala bentuknya karena hal tersebut merupakan senjata yang paling berbahaya yang digunakan oleh serigala manusia sebagai alat untuk mengancam dan mengintimidasi kalian.

Jauhilah olehmu untuk menulis surat-surat cinta karena hal itu juga merupakan sarana yang digunakan oleh mereka.

Hindarilah majalah-majalah dan kisah-kisah cinta yang rendah, hina penuh aib dan cela. Sungguh di dalamnya terdapat racun yang membinasakan yang tersembunyi di balik indahnya halaman yang warna-warni serta kertas yang halus mengkilap dan wangi.

Jauhilah menonton sinetron-sinetron dan film-film yang hina, yang hanya menonjolkan kemewahan serta gemerlapnya dunia, menyajikan kisah cinta dengan akting yang justru merendahkan martabat wanita. Jauhilah semua itu karena hanya akan merusak akhlak, kehormatan, serta rasa malumu.







Hati-hatilah, janganlah engkau pamerkan auratmu dan janganlah engkau terlalu sering ke luar rumah dan ke pasar-pasar tanpa ada keperluan mendesak yang menuntut untuk itu. Sungguh hal itu hanya akan menjerumuskanmu ke dalam murka Rabbmu.

Janganlah engkau pergi berduaan dengan sopir pribadimu, sungguh ini merupakan khalwat yang terlarang. Janganlah sekali-kali engkau membela diri dengan beralasan bahwa ini darurat. Bertakwalah, karena barang siapa yang bertakwa kepada Allah, akan dijadikan baginya jalan keluar dari segala permasalahannya.

Hati-hatilah engkau wahai saudariku dari teman yang jelek. Cari dan bergaullah dengan temanmu yang shalihah yang akan membimbingmu kepada keridlaan Rabbmu dan senantiasa mengingatkamu agar tidak terjatuh pada perkara yang akan mendatangkan murka Rabbmu.

Saudariku yang mulia, Hati-hatilah dari segala kemaksiatan dan dosa karena hal tersebut merupakan sebab hilangnya nikmat, mendatangkan musibah, dan merupakan sebab datangnya kesengsaraan serta adzab yang membinasakan.

Persiapkanlah dirimu untuk menghadapi malaikat maut dengan banyak bertaubat dan beramal shalih, sungguh engkau tidak tahu kapan giliranmu akan tiba.





Saudariku, Setelah engkau baca nasihat di atas maka ketahuilah bahwa pintu taubat senantiasa terbuka bagi siapa saja yang benar-benar ingin bertaubat. Allah berfirman: “Katakanlah: Wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas akan dirinya (berbuat dosa), janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, sesunggunya Allah mengampuni dosa seluruhnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Az-Zumar : 53)





Maka apabila engkau wahai saudariku telah tenggelam dalam suatu kemaksiatan dan dosa, segeralah bertaubat dengan taubatan nashuha sebelum pintu taubat tertutup dan sebelum tubuhmu ditimbun di dalam tanah. Dan pada saat itu tidaklah lagi berguna penyesalan.

Semoga Allah membangunkan kita dari kelalaian yang ada dan semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita, menerima taubat kita, melindungi kita dari adzab qubur dan adzab neraka, serta memasukkan kita ke dalam surga Firdaus Al-A’la.

Shalawat serta salam senantisa tercurah kepada Nabi kita.

Minggu, 24 Oktober 2010

*SAHABAT*


Kumengenalmu lewat JIWA , bukan lewat MATA,,,
Kujadikan kamu SAUDARA lewat HATI,,,bukan BASA-BASI,,,
Ku tak tahu seperti apa aku dalam pandanganmu, selayak apa dalam ukhuwahmu.
tapi yg kutahu, meski keTERBATASAN dan berbalut keKURANGAN, aku menulis NAMAMU diHATIKU sejak awal....
kita dalam balutan ISLAM UHIBBUKAFILLAH...
...

Andai saja kau tahu...
Engkaulah sahabat jjiwaku...
Meski raga tak pernah bersua dan jarak terbentang diantara kita...
Engkaulah saudaraku...
Walau darah kita tak sama, dan terlahir dari rahim yang berbeda...
Tiada terlewat namamu dalam lirih do'aku...
Tiada terungkap besarnya kasih ini padamu...

Sahabat MAAFkan aku...
Moga keceriaan selalu menghiasi wajah indahmu dan ketenangan selalu menyelimuti jiwamu...


Sahabat,,,,cinta ini karena-Nya..
semoga Allah pertemukan kita dalam indah mihrab-Nya,,,dan memberi kita naungan,, manakala kelak tak ada naungan selain naungan-Nya...
Lihat Selengkapnya

Sabtu, 23 Oktober 2010

SEPUCUK SURAT CINTA BUAT SUAMI




Suamiku yang kucinta…

Mungkin engkau telah begitu sering mendengar kata-kata permintaanku. Namun, aku berharap engkau takkan jemu menanggapinya. Saat ini pun, aku katakan padamu, wahai suamiku, bantulah aku menjadi sebaik-baik perhiasan duniamu. Bantulah aku menjadi salah satu dari keempat kebahagiaan hidupmu. Bila engkau meminta agar aku membantumu untuk memperbaiki akhlak dan pergaulanmu kepadaku, maka lebih dari itu, aku begitu berharap engkaulah orang yang akan mengantarkanku ke taman akhlak yang mulia bersamamu.

Suamiku, jika engkau bersungguh-sungguh mengatakan kepadaku apa yang engkau goreskan itu, maka lebih dari itu, aku pun berharap engkau lebih bersungguh-sungguh membimbing, mengayomi, dan menyertakanku dalam seluruh kebaikanmu. Aku ingat nasihat emas Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam meski itu lebih tepat disebut peringatan. Peringatan bagiku sebagai seorang isteri, yang tentunya perlu engkau tahu, meski aku kira engkau pun telah mengetahuinya. Aku ingat saat beliau shalallahu ‘alaihi wasallam memperingatkan seorang wanita sebagai isteri sepertiku dengan sabdanya shalallahu ‘alaihi wasallam,

“Maka perhatikanlah, wahai si isteri, bagaimana kalian mempergauli suamimu. Sesungguhnya ia adalah syurga atau nerakamu.” [HR. Ahmad 4/341 dan 6/419, dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Shohihul Jami' 1509 dan ash-Shohihah 6/220.]

Begitu jelasnya makna nasihat beliau itu, dan begitu tegasnya pernyataan beliau shalallahu ‘alaihi wasallam. Dengan goresan pena kita ini, semoga engkau tahu, wahai suamiku, bahawa aku begitu sangat berharap syurga dan tidak ingin terjebak ke neraka sementara aku punya engkau, suamiku. Aku tahu engkau bererti syurga, juga bererti neraka bagiku. Namun, aku berharap engkau mau mengerti bahawa aku tidak menginginkan neraka. Engkau pun pasti juga begitu. Maka, bantulah aku, suamiku.

Suamiku, tentunya engkau tahu bahawa jalan menuju syurga tidaklah mudah. Namun aku berharap jalan itu akan dipermudah bagiku. Aku berharap jalan syurgaku akan dengan mudah kutelusuri bersamaan dengan tetap adanya aku di sisimu. Apakah engkau memahami maksudku, suamiku? Aku hanya ingin mengatakan satu pintaku: buatlah aku mampu melakukan apa pun yang membuatmu redha kepadaku, sebab dengan begitu Allah pun akan meredhaiku.

Sebaliknya, belokkanlah langkahku bila aku melakukan sesuatu yang membuat Allah memurkaiku sehingga engkau pun murka kepadaku. Kerana kau tahu aku begitu lemah untuk menunaikan seluruh hak-hakmu. Bahkan tiada mungkin aku menunaikan seluruhnya sebab begitu agung dan tak terhingga hak-hakmu. Bukankah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah menegaskan:

“Hak seorang suami yang harus ditunaikan oleh isteri itu (nilainya begitu besar), sehingga seandainya suami terluka bernanah di badannya, lalu isterinya menjilatinya pun belum dinilai ia telah menunaikan haknya.” [HR. Hakim dalam al-Mustadrok 2717 dan beliau mengatakan hadits ini sanadnya shohih, dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shohihul Jami' 3148]

Rasanya, sangatlah berat bagiku untuk meraih syurga itu. Mengingat betapa untuk menunaikan hak-hakmu saja begitu berat bebannya kurasa.Maka, aku hanya ingin engkau menunaikan sebagian saja dari hak-hakku agar aku mampu menunaikan hak-hakmu dengan seimbang. Semoga engkau mengerti ini, dan semoga engkau sudi menerimanya, isterimu yang lemah ini. Kerana aku tahu, seperti engkau juga telah tahu, bahawa Allah Ta’ala tidak mewajibkan kepadamu selain sebagian hak-hakku semata. Bukan seluruh hak-hakku harus engkau tunaikan sehingga betapa akan semakin berat kiranya aku menunaikan hak-hakmu.

Suamiku, sejujurnya aku katakan bahawa kebahagiaan rumahku adalah tanggung jawabku. Menyambutmu dengan senyuman adalah rutin keseharianku. Ketenanganmu begitu membahagiakanku. Aku sangat suka kejayaanmu meski hanya dengan sedikit bantuanku. Saat kutahu apa maumu, begitu ringan hidupku. Semuanya kulakukan kerana aku merasa seandainya aku tidak melakukannya, hak-hakmu yang mana lagi kiranya yang kuasa kutunaikan. Maka pintaku, bantulah aku, suamiku.

Suamiku, aku tahu, sebagaimana engkau pun tahu, solat adalah sebuah kunci syurga bagiku. Maka bantulah aku, suamiku, sebagaimana aku biasa membantumu untuk mampu bersama-sama menunaikannya dengan baik dan diterima oleh-Nya Ta’ala.

Aku pun tahu, sebagaimana engkau juga tahu, puasa Romadhan adalah satu kunci syurga yang lain bagiku. Maka bantulah aku, suamiku, sebagaimana aku biasa membantumu untuk mampu bersama-sama menunaikannya dengan baik, dan semoga ibadah kita diterima oleh-Nya.

Aku tahu sebagaimana engkau juga tahu, bahawa ragaku ini, diriku ini, hanya halal buatmu seorang. Maka pintaku, berilah aku sesuatu yang halal yang mampu kunikmati sebagai nafkah lahir dan batinku. Bantulah aku berlaku pintar menunaikan hakmu, sebagaimana aku akan berusaha menjadikanmu pandai berbaik-baik kepadaku. Dengan begitu, aku berharap agar kita berkesempatan bersama menggapai redha-Nya.

Aku juga tahu, sebagaimana engkau juga telah tahu bahawa menaati perintah dan ajakanmu melakukan apa pun yang Allah redhai adalah salah satu kunci syurga yang lain bagiku. Maka pintaku, bila aku tidak kuasa melakukannya, janganlah engkau murkai kekuranganku tapi perintahlah aku dengan sesuatu yang lain yang aku kuasai melakukannya. Dan bila aku telah kuasa melakukan apa yang engkau perintahkan, dan aku telah memenuhi ajakanmu, janganlah lupakan Dzat Yang Maha Kuasa di atas sana.

Bersyukurlah kepada-Nya sebelum kau ucapkan kata terima kasihmu padaku. Dengan begitu, aku berharap redhaNya dan juga redhamu. Kerana aku berharap syurga-Nya. Semoga engkau memahami ini, suamiku.

Seandainya ada tinta emas dalam pena kita ini, tentu aku akan tuliskan sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam ini sebagai syi’ar yang lebih bererti bagiku, dan semoga akan selalu kita baca dan kita tunaikan bersama. Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,

“Jika seorang isteri telah baik shalat lima waktunya, telah baik puasa (ramadhannya), telah baik dalam menjaga kemaluannya, telah baik ketaatannya kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: “Masuklah kamu ke dalam surga dari pintu mana pun yang kau suka”. [HR. Ahmad 1573, dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shohihul Jami' 660]

Suamiku, jujur aku katakan, bukan aku belum pernah mendapati bantuanmu. Bukan. Bukan aku belum pernah mendapati engkau penuhi pintaku. Bukan. Namun aku bersyukur kepada Allah Ta’ala, selanjutnya kepadamu, atas semua yang telah engkau berikan sebagai kemudahan bagiku menuju redha-Nya dan redhamu. Aku hanya berharap menjadi isterimu yang akan menyenangkanmu di dunia juga di akhiratmu. Bantulah aku, semoga Allah memberkahi kehidupan rumah tangga kita.

Dari yang mencintaimu,

Isterimu.

Senin, 18 Oktober 2010

MULIANYA SEORANG MUSLIMAH


MULIANYA SEORANG MUSLIMAH

oleh Renungan Kisah Inspiratif

Assalamu'alaikumwarahmatullah wabarakatuh


Ukhti fillah!. Engkau adalah bunga kehidupan, teramat sayang memperlakukanmu dengan kasar karena hal itu akan merusak keindahan yang ada dalam dirimu dan menodai kesempurnaanya sehingga menjadikannya layu tak berseri. Allah telah memuliakanmu, mensucikanmu dan mengangkat derajatmu dalam agama ini, karenanya raihlah ia dengan memupuk ketaatanmu pada-Nya, merajut benang-benang kehidupanmu diatas jalan Allah dan manhaj Rasulnya agar kebahagiaan tak pernah jemu menghampirimu. Ingatlah selalu firman-Nya:



"Dan barang siapa mentaati Allah dan Rasulnya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar" (Al -Ahzab:71).



Camkanlah selalu dalam hatimu, bahwa berjalan diatas kebenaran (sunnah) ibarat memegang bara api, banyak aral dan rintangan yang menghalangimu. Lihatlah keluar, musuh kita bersatu padu untuk mengahancurkan kita. Dengan segenap daya dan upaya mereka ingin agar kita melepaskan pakaian akhlak dan rasa malu dari diri kita, sehingga mereka lebih leluasa merongrong agama ini. Aku tidak ingin, dirimu dan juga diriku (dengan izin Allah) menjadi korban serigala-serigala liar itu. Karena itu palingkan wajahmu dari mereka dan sambutlah dengan penuh suka cita jalan kebenaran yang ditawarkan Allah dan Rasul-Nya. Peganglah tali kendali itu dengan sekuat tenaga agar tidak jatuh dalam kehancuran. Buatlah mereka marah dan sedih dengan keteguhanmu berpegang pada agamamu, dengan menjaga rasa malumu dan beriltizam dengan hijabmu.



Ukhti fillah!. Sesungguhnya mereka iri dengan apa yang kita miliki, wanita-wanita mereka telah terperosok jauh dalam kubangan dosa, kehinaan dan maksiat sehingga tidak ada lagi yang bisa diharapkan. Sedangkan engkau??? Engkau adalah wanita berkedudukan tinggi, engkau wanita dengan kemuliaan, kesucian dan kehormatan yang tinggi. Kedudukanmu tinggi karena Al -Qur'an, engkau mulia dengan iman dan suci karena engkau berpegang teguh pada agama ini. Oleh karena itu engkau adalah mutiara yang teramat mahal, tidak sembarang orang boleh menyentuhnya apalagi menyakitinya. Itulah kelebihan dan keistimewaan yang tidak akan kau dapati selain dalam agama ini.



Maka wahai ukhti fillah Al 'Afifah, yang senantiasa sholat dan sujud kepada Dzat yang Maha Hidup dan terus menerus mengurus makhluknya, dan menundukkan pendengaran dan penglihatan untuk-Nya, cukuplah hadist Rasulullah berikut sebagai penyejuk hati :



"Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah." (HR. Muslim).



Ya, engkau adalah sebaik-baik perhiasan dunia, engkau adalah harapan agama, yang diharapkan dapat melahirkan generasi robbani. Perhiasan itu tidak mudah didapat, harganya terlalu mahal dan menjaganya pun tidaklah mudah. Setiap abdi Allah ingin mendapatkannya, namun tidak semua bisa memilikinya. Ia memberikan kesejukan dikala hati gersang dan menyegarkan pandangan dikala mata suram. Perhiasan dunia itu, dalam kehidupannya senantiasa menampakkan kemuliaan dirinya. Bagaikan sekuntum mawar yang sedang mekar, harumnya tergambar dari pribadinya yang santun. Tunduk pandangannya, tegas bicaranya.



Sedikitpun tidak ada keraguan jika meninggalkannya di rumah. Ia menjaga harta suaminya, mendidik anak-anaknya dan senantiasa menjaga kehormatan diri dan suaminya. Dalam kehidupan sehari-hari senantiasa diselimuti prestasi. Ia tahu mana kegiatan yang disukai Rabbnya , untuk itu ia tidak pernah putus asa. Ia senantiasa menjaga kesucian dirinya. Tidak mudah mengeksploitasi diri dan kehormatannya, apalagi hanya sekedar menggodanya. Karena ingatlah selalu, bunga istimewa hanya untuk yang istimewa.



Ukhti fillah!. Itulah gambaran tentang dirimu. Sungguh teramat agung kedudukanmu. Maka senantiasalah bersyukur kepada-Nya atas semua karunia, rahmat dan petunjukNya. Takutlah engkau pada Allah dan laksanakan tugas-tugas yang Dia wajibkan kepadamu agar engkau termasuk dalam golongan hambaNya yang selamat dan bahagia di dunia maupun di akhirat. Bertaqwalah kepada Allah, semoga Allah memberikanmu taufiq kepada apa-apa yang dicintai dari apa-apa yang engkau dengar dan engkau baca.



Wassalamu'alaikumwarahmatullah wabrakatuh

HILANG


oleh: KISAH N RENUNGAN INSPIRATIF

Cinta baru sempurna jika terasa menyayat, seperti segumpal tanah liat yang akan baru tampil indah setelah dipahat. Cinta menjadi abadi jika tak terjangkau. Ibarat bumi selalu mengitari matahari. Karena tak mampu meraihnya, selamanya menjadi bayangan yang tak terengkuh….Ditinggalkan jauh lebih menyakitkan daripada diputuskan. Namun lebih menyakitkan lagi ketika kita tidak mengerti bahwa terkadang Tuhan izinkan kita kehilangan seseorang untuk kebaikan kita sendiri….. Kehilangan akan membuat kita merasa rapuh tapi disisi lain kehilangan bisa membuat kita tegar.
Tetapi sesuatu Yang hilang belum tentu meninggalkan kekosongan, karena jejak-jejak yang ditinggalkannya tak pernah benar-benar hilang.
Maka, mari belajar untuk mencintai kehilangan itu, karena ia adalah bagian alamiah dari hidup. Kehilangan membuat banyak pelajaran dan pengalaman baru buat kita kita dapat menerima dengan baik proses itu, menerima diri kita sendiri, kata orang bijak, manusia tak memiliki apa-apa kecuali pengalaman hidup. Kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan ketika kita kehilanga, Kemenangan hidup bukan berhasil mendapat banyak, tetapi ada pada kemampuan menikmati apa yang didapat tanpa menguasai. Pelajaran dari beberapa kehilangan, bahwa dalam setiap kehilangan ada pembelajaran yang membuat jiwa makin dewasa. Atau mungkin menjadi sebuah proses lepasnya sebuah ego dalam diri. Di saat kehilangan, kita jadi meringkuk seperti bayi yang tak punya kuasa.
Menyadari bahwa sekuat apapun jiwa dan diri, setiap hidup tak pernah lepas dari kehilangan. Bahwa cerita di dunia ini bukan hanya celoteh kita, tapi ada celoteh lain yang harus didengarkan, dipenuhi dan dijalankan. Tak lain demi harmonisasi.“

Selasa, 12 Oktober 2010

SIAPAKAH YANG UKHTI PILIH???



Siapakah yang Ukhti Pilih?


Penyusun: Ummu Muhammad (Bulletin Zuhairoh)
Muroja’ah: Ust. Aris Munandar

Menikah, satu kata ini akan menjadi sesuatu yang sangat berarti bagi pemuda ataupun pemudi yang sudah mencapai usia remaja. Remaja yang sudah mulai memiliki rasa tertarik dengan lawan jenisnya, akan memperhatikan pasangan yang diimpikan menjadi pasangan hidupnya. Sejenak waktu, hatinya akan merenda mimpi, membayangkan masa depan yang indah bersamanya.


Saudariku muslimah yang dirahmati Allah, tentu kita semua menginginkan pasangan hidup yang dapat menjadi teman dalam suka dan duka, bersama dengannya membangun rumah tangga yang bahagia, sampai menapaki usia senja, bahkan menjadi pasangan di akhirat kelak. Tentu kita tidak ingin bahtera tumah tangga yang sudah terlanjur kita arungi bersama laki-laki yang menjadi pilihan kita kandas di tengah perjalanan, karena tentu ini akan sangat menyakitkan, menimbulkan luka mendalam yang mungkin sangat sulit disembuhkan, baik luka bagi kita maupun bagi buah hati yang mungkin sudah ada. Lagipula, kita mengetahui bahwa Allah Ta’ala, Robb sekaligus Illah kita satu-satunya sangat membenci perceraian, meskipun hal itu diperbolehkan jika memang keduanya merasa berat. “Mencegah lebih baik daripada mengobati.” Itulah slogan yang biasa dipakai untuk masalah kesehatan. Dan untuk masalah kita ini, yang tentunya jauh lebih urgen dari masalah kesehatan tentu lebih layak bagi kita untuk memakai slogan ini, agar kita tidak menyesal di tengah jalan.

Saudariku muslimah, sekarang banyak kita jumpai fenomena yang sangat memprihatinkan dan menyedihkan hati. Banyak dari saudari-saudari kita yang terpesona dengan kehidupan dunia, sehingga timbul predikat ‘cewek matre’, yaitu bagi mereka yang menyukai laki-laki karena uangnya. Ada juga diantara saudari kita yang memilih laki-laki hanya karena fisiknya saja. Ada juga diantara mereka yang menyukai laki-laki hanya karena kepintarannya saja, padahal belum tentu kepintarannya itu akan menyelamatkannya, mungkin justru wanita itu yang akan dibodohi.

Sebenarnya tidak mengapa kita menetapkan kriteria – kriteria tersebut untuk calon pasangan kita, namun janganlah hal tersebut dijadikan tujuan utama, karena kriteria-kriteria itu hanya terbatas pada hal yang bersifat duniawi, sesuatu yang tidak kekal dan suatu saat akan menghilang. Lalu bagaimana solusinya ? Saudariku, sebagai seorang muslim, standar yang harus kita jadikan patokan adalah sesuatu yang sesuai dengan ketentuan syariat. Karena hanya dengan itu kebahagian hakiki akan tercapai, bukan hanya kebahagian dunia saja yang akan kita dapatkan, tapi kebahagiaan akhirat yang kekal pun akan kita nikmati jika kita mempunyai pasangan yang bisa diajak bekerjasama dalam ketaatan kepada Allah.

Diantara kriteria-kriteria yang hendaknya kita utamakan antara lain:

1. Memilih calon suami yang mempunyai agama dan akhlak yang baik, dengan hal tersebut ia diharapkan dapat melaksanakan kewajiban secara sempurna dalam membimbing keluarga, menunaikan hak istri, mendidik anak, serta memiliki tanggung jawab dalam menjaga kehormatan keluarga.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Jika datang melamar kepadamu orang yang engkau ridho agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dengannya, jika kamu tidak menerimanya, niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang luas.” (HR. Tirmidzi, hasan)

Seorang laki-laki bertanya kepada Hasan bin ‘Ali, “Saya punya seorang putri, siapakah kiranya yang patut jadi suaminya ?” Hasan bin ‘Ali menjawab, “Seorang laki-laki yang bertaqwa kepada Allah, sebab jika ia senang ia akan menghormatinya, dan jika ia sedang marah, ia tidak suka zalim kepadanya.”

2. Memilih calon suami yang bukan dari golongan orang fasiq, yaitu orang yang rusak agama dan akhlaknya, suka berbuat dosa, dan lain-lain.

“Siapa saja menikahkan wanita yang di bawah kekuasaanya dengan laki-laki fasiq, berarti memutuskan tali keluarga.” (HR. Ibnu Hibban, dalam Adh-Dhu’afa’ & Ibnu Adi)

Ibnu Taimiyah berkata, “Laki-laki itu selalu berbuat dosa, tidak patut dijadikan suami. Sebagaimana dikatakan oleh salah seorang salaf.” (Majmu’ Fatawa 8/242)

3. Laki-laki yang bergaul dengan orang-orang sholeh.

4. Laki-laki yang rajin bekerja dan berusaha, optimis, serta tidak suka mengobral janji dan berandai-andai.

5. Laki-laki yang menghormati orang tua kita.

6. Laki-laki yang sehat jasmani dan rohani.

7. Mau berusaha untuk menjadi suami yang ideal, diantaranya: Melapangkan nafkah istri dengan tidak bakhil dan tidak berlebih-lebihan; memperlakukan istri dengan baik, mesra, dan lemah lembut; bersendau gurau dengan istri tanpa berlebih-lebihan; memaafkan kekurangan istri dan berterima kasih atas kelebihannya; meringankan pekerjaan istri dalam tugas-tugas rumah tangga; tidak menyiarkan rahasia suami istri; memberi peringatan dan bimbingan yang baik jika istri lalai dari kewajibannya; memerintahkan istri memakai busana muslimah ketika keluar; menemani istri bepergian; tidak membawa istri ke tempat-tempat maksiat; menjaga istri dari segala hal yang dapat menimbulkan fitnah kepadanya; memuliakan dan menghubungkan silaturahim kepada orang tua dan keluarga istri; memanggil istri dengan panggilan kesukaannya; dan yang terpenting bekerjasama dengan istri dalam taat kepada Allah Ta’ala.

Satu hal yang perlu kita ingat saudariku, bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna. Jangan pernah membayangkan bahwa laki-laki yang sholeh itu tidak punya cacat & kekurangan. Tapi, satu hal yang tidak boleh kita tinggalkan adalah ikhtiar dengan mencari yang terbaik untuk kita, serta bertawakal kepada Allah dengan diiringi do’a.

Maroji’:
Ensiklopedi Wanita Muslimah. Haya bintu Mubaroh Al-Barik.

***

Artikel www.muslimah.or.id

Minggu, 10 Oktober 2010

SAUDARIKU,,,,JANGAN SEBARKAN FITNAHMU

Semua perasaan condong kepadanya, perbuatan haram pun terjadi karenanya. Mengundang terjadinya pembunuhan permusuhan disebabkan karenanya. Sekurang-kurangnya ia sebagai insan yang disukai di dunia. Kerusakan mana yang lebih besar daripada ini? (Al Imam Al Mubarakfuri rahimahullah fi At Tuhfah Al Ahwadzi 8/53)



Allah Subhanahu wa Ta'ala menyatakan bahwa fitnah (baca ujian) yang paling besar khususnya bagi kaum laki-laki adalah wanita, bahkan wanita merupakan salah satu sumber syahwat sebagaimana yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita … .” (QS. Ali Imran : 14).

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam juga memberikan peringatan akan bahaya fitnah wanita, diriwayatkan dalam Shahih Muslim dari shahabat Abu Said Al Khudri radliyallahu 'anhu, beliau bersabda : “Hati-hatilah terhadap dunia dan hati-hatilah terhadap wanita karena sesungguhnya fitnah yang pertama kali menimpa Bani Israil adalah wanita.”


Keterangan ayat dan hadits diatas telah memberikan gambaran akan besarnya ujian yang dihadapi bagi kaum adam kepada persoalan wanita, kalau dilihat secara historis dua keterangan diatas ditujukan khusus kepada para sahabat yang juga tentunya merupakan peringatan bagi mereka akan fitnah ini, padahal mereka adalah manusia-manusia pilihan dan orang yang paling bersih hatinya diantara ummat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Dengan demikian kita dengan kadar keimanan yang jauh berbeda dengan para sahabat dan terlebih lagi diperhadapkan dengan zaman yang begitu banyak ujian termasuk fitnah wanita, tentu lebih perlu mawas diri, sebab sangat jarang yang bisa selamat dari fitnah ini kecuali orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah. Kebenaran akan wahyu ilahi itu telah diperlihatkan kepada kita semua akan bahaya fitnah wanita yaitu kasus yang menimpa ketua KPK Antasari Azhar dengan Nasruddin direktur Rajawali Banjaran yang menimbulkan dampak yang besar, nyawa yang melayang, karir yang hancur, nama baik yang menjadi luntur dan kepercayaan pun hilang.

Wanita dimata syariat memliki kedudukan yang sama dengan pria dan inilah bentuk keadilan syariat Allah Subhanahu wa Ta'ala:

1.

Persamaan dalam hal penciptaan dengan laki-laki. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar Rum : 21)
2.

Persamaan dalam mendapatkan pahala atas amal shalih. Allah berfirman : “Maka Rabb mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman) : “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu baik laki-laki maupun perempuan (karena) sebagian kamu adalah turunan sebagian yang lain … .” (QS. Ali Imran : 195). Allah juga berfirman : “Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik … .” (QS. An Nahl : 97)
3.

Hak untuk mendapatkan perlakuan dan pergaulan yang baik. Allah Subhanahu wa Ta'alaApabila kamu mentalak istri-istrimu lalu mereka mendekati akhir iddahnya maka rujukilah mereka dengan cara yang ma’ruf atau ceraikanlah mereka dengan cara yang ma’ruf pula. Janganlah kamu merujuki mereka untuk memberi kemudlaratan karena dengan demikian kamu menganiaya mereka … .” (QS. Al Baqarah : 231). Allah Subhanahu wa Ta'ala … dan bergaullah dengan mereka secara patut … .” (QS. An Nisa’ : 19).
berfirman : “ juga berfirman : “

Sungguh pada setiap diri wanita berpotensi menimbulkan fitnah, Perlu ditegaskan bahawa fitnah wanita tidak mesti datang dari arah wanita itu saja, godaan nafsu lah yang mendorong bagi seorang laki-laki untuk mendekati wanita dan melakukan maksiat. Oleh karena itu, wanita bukanlah musuh yang perlu dijauhi, akan tetapi seorang laki-laki dan seorang wanita wajib bagi masing-masing untuk membentengi diri agar tidak terjatuh dalam kemaksiatan dengan jalan menjaga ketaqwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang dimaksud dengan taqwa disini adalah menjalankan semua perintah Allah yang sifatnya wajib dan menjauhi sekuat kemampuan kita terhadap semua yang diharamkanNya, dengan menjaga kataatan kepada Allah akan memberikan pengaruh yang kuat pada keimanan dan orang yang memiliki keimanan yang kuat, pasti tidak akan melakukan perbuatan yang tercela. Beberapa hal yang telah diajarkan oleh syariat yang mulia ini agar kita terselamatkan dari fitnah ini yaitu:

1.

Adanya kewajiban bagi laki laki dan wanita untuk menahan pandangan mereka sebagaimana yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman agar mereka menjaga pandangannya” (QS 24:31) dan “Katakanlah kepada para wanita beriman agar mereka menjaga pandangannya” (QS 24:32). Diantara penyebab utama fitnah itu adalah mata sehinggah Allah menyuruh kita untuk tidak melihat kecuali hal-hal yang memang dibolehkan oleh Syariat.
2.

Adanya larangan untuk berdua-duaan antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Tidak boleh seorang laki-laki berkhalwat (menyendiri/berduaan) dengan seorang wanita kecuali dengan mahramnya.” (HR. Muttafaq ‘alaihi dari shahabat Ibnu Abbas Radliyallahu 'anhuma) dalam riwayat lain Nabi bersabda : " Tidak halal laki-laki dan wanita berdua-duan karena pihak ketiganya adalah syaitan.” Perbuatan zina tidaklah dimulai kecuali berdua-duan antara laki-laki dan wanita, dan tidak terjadi perzinahan kecuali ditempat yang sunyi lagi tertutup dari pandangan manusia.
3.

Allah menetapkan beberapa syariat yang dikhususkan bagi wanita sebagai bentuk kemuliaan terhadapnya, yang mana ketika syariat itu dilanggar maka ialah yang merupakan penyebab munculnya fitnah bagi laki-laki diantaranya:

*

Syariat melarang mereka bertabaruj, yaitu berhias di hadapan selain mahramnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : “ … dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu … .” (QS. Al Ahzab : 33)
*

Mereka dilarang berbicara dengan suara yang mendayu-dayu yang dapat mengundang fitnah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : “ … maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit di hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (QS. Al Ahzab : 32)
*

Mereka dilarang keluar rumah dengan memakai wangi-wangian. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Wanita mana saja yang memakai wangi-wangian kemudian lewat di suatu kaum supaya mereka mendapatkan bau harumnya maka ia telah berzina.” (HR. Ahmad dari shahabat Abu Musa Al Asy’ari radliyallahu 'anhu)
*

Syariat memerintahkan wanita untuk tinggal lebih banyak di rumahnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : “Dan hendaklah kalian tetap di rumah kalian … .” (QS. Al Ahzab : 33).

Sama sekali ini tidak berarti dzolim terhadap wanita, atau penjara, ataupun mengurangi kebebasannya. Allah lebih mengetahui kemaslahatan hamba-Nya. Sesungguhnya dengan tinggalnya para wanita di rumah-rumahnya maka ia dapat mengurusi urusan rumahnya, menunaikan hak-hak suaminya, mendidik anaknya, dan memperbanyak melakukan hal-hal baik lainnya, dan hukum asal keluar rumah bagi wanita adalah perkara yang dibolehkan bagi syariat kecuali jika didalamnya ada maksiat.

Allah telah menentukan bahwa ada perkara tertentu yang menarik perhatian di antara lelaki dan wanita. Dan untuk itu, Allah juga yang mengatur bentuk hubungan yang perlu dilakukan, agar di antara mereka tidak timbul perkara-perkara yang tidak diingini. Walaupun demikian, ramai juga manusia yang melanggar batasan tersebut sehingga mereka tertunduk malu kerana keterlanjuran yang mereka lakukan. Lelaki yang tidak mampu mengawal dirinya daripada daya tarik yang ada pada wanita, pasti mudah untuk melakukan perkara-perkara yang menjadi larangan Allah Subhanahu wa Ta'ala, akhirnya kita berdoa : “Wahai, Rabbku! Walaupun dosaku sangat besar, namun aku yakin bahwa ampunan-Mu lebih besar lagi, engkaulah yang menggenggam hati maka tetapkanlah hati ini diatas agamamu dan ketaatan kepadamu sucikanlah jiwa kami dari penguruh-penguruh akan keburukan fitnah wanita serta berikanlah kekuatan dan keistiqomahan dalam menjaga dan melaksana semua aturanmu." Wallahu waliyuttaufiq

Sabtu, 09 Oktober 2010

JILBABKU MAHKOTAKU


Catatan Aidah Mujahidah (0)Catatan Tentang Aidah Mujahidah (0)Telusuri Catatan


Bilamana engkau telah mengetahui rukun Iman dan Islam yang wajib engkau imani dan amalkan dalam keseharianmu. Tapi, apakah juga engkau tahu bahwa Allah telah mensyariatkan (mewajibkan) kepada makhluknya yang cantik ,indah dan lembut sepertimu sebuah syarit khusus yang tiada lain adalah perhiasan mulia, penghormatan sekaligus penjagaan bagimu..?

Yah…"BERJILBAB".

Apakah engkau masih menyangkal seraya berujar : "Jilbab itu kan hanya budaya dan adat wanita Arab..?". Tidak Saudariku! Ketahuilah, bahwa Rasulullah sallallahu alaihi wasallam sebelum diutus Allah, saat itu penduduk Makkah dalam kejahiliyaan nan primitive nyata. Perempuan-perempuannya tak lagi berharga, mereka bertawaf (mengelilingi) berhala-berhala Ka'bah sambil bernyanyi, menari (afwan) tanpa busana, tak sedikit pula Syair-syair Jahiliyyah –ghazlul fahisy- penuh penggambaran tubuh wanita sampai lekuk-lekuknya. Tidakkah ini diantara bukti yang berbicara bahwa para wanita jahiliyah tidak mengenal kamus jilbab kecuali setelah datangnya Islam?

Saudariku Muslimah

JILBAB itu adalah pakaian langit, ia pakaian yang diturunkan melalui wahyu dari langit untuk disematkan oleh makhluk-Nya yang cantik rupawan sepertimu di muka bumi. Makhluk yang bernama Wanita Muslimah. Adakah pakaian lebih mulia dari Jilbab saudariku..? Ironis dan menggelikan bila masi terdapat wanita yang menukar busananya dengan dengan alasan trend dan gaul, memilih baju si Agnes dan Britney Spears yang kafir dan tidak sopan, ketimbang busananya Khadijah dan Aisyah wanita Syurga.

Saudariku Muslimah

Dimana akan engkau parkir hatimu tatkala berpapasan dengan firman Allah ta'ala : "Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin : "hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

Saudariku Muslimah
Tidakkah engkau baca firman-Nya dalam al-Qur'an : "Katakanlah kepada wanita beriman : "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan menjaga kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya dan hedaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya. (QS. An-Nur :31).

Saudariku Muslimah
Aku tak akan mengancammu untuk membuatmu takut, tapi ancaman ini serius dari Rasulullah sallallahu alaihi wasallam: Dua golongan dari ahli neraka yang belum perna aku lihat, yaitu : Suatu kaum yang memiliki cambuk, seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok (dalam jalannya), mengajarkan wanita berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk onta yang miring, wanita seperti itu tidak akan masuk syurga". (HR. Muslim)

Saudariku Muslimah
Engkau yang masih menjaga kesucian dirimu dan senantiasa memegang teguh sifat malu, jadilah seperti wanita-wanita Anshar ketika turun perintah berjilbab mereka langsung menggunting kain gorden jendela mereka untuk segera dijadikan jilbab, subahanallah!
Para wanita Sahabiyat Nabi tatkala bersyahadat masuk Islam mereka langsung mengganti busana mereka dengan busana muslimah. Dan tatkala ada yang mau keluar rumah namun tidak mempunyai Jilbab, maka dipinjamkan bagi mereka jilbab… mereka lakukan semua itu ukhty, bukan sekedar menutup aurat saja, tetapi sebagai bentuk ta'abudiyyah (penghambaan) serta ketaatan perintah Allah. Karena berjilbab itu termasuk Ibadah.

Saudariku Muslimah
Kalau kesadaran itu tidak ada, renungilah untaian sabda Rasulullah sallallahu alaihi wasallam : "Janganlah engkau menjadi seperti orang yang berkata : Aku bersama manusia, bila mereka baik, aku baik , bila mereka berbuat jahat, akupun berbuat jahat, akan tetapi luruskanlah dirimu, bila mereka baik, baiklah dan jika mereka jahat, jauhilah kejahatannya".

Ketahuilah Saudariku
Sesungguhnya orang-orang diluar islam, mempengaruhi muslimah kita dengan banyak trend dan mode, sampai muslimah itu sendiri jatuh, hanyut dan tenggelam dengan semua itu. Jangan heran! Semua maker itu mereka lakukan sejak dahulu, ketika mereka tidak mampu mengalahkan Islam dengan kekuatan senjata, mereka berbalik arah. Saat itu ditahun 1935 Samuel Zwimer tokoh zionis, ketua asosiasi agen Yahudi berbicara dihadapan konferensi: "Wahai saudara-saudara, tugasmu adalah mengeluarkan mereka dari ajaran Islam, cukuplah mereka dengan nama Islam, terbatas pada ritual semata, adapun moral, ilmu, perilaku, pakaian, ide dan keseluruhan urusan dunia mereka wajiblah mengikuti cara kita".

Mereka tahu bahwa kerusakan dan kerendahan moral wanita berarti pengrusakan masyarakat secara universal dan integral.

Seoran tokoh aliran Masondri berujar: "Kita harus mempergunakan wanita, sebab setiap kali ia mengulurkan tangannya kepada kita, kita telah mendapatkan apa yang kita inginkan. Dan kita telah berhasil dengan para wanita memporak-porandakan serdadu penolong agama Islam".

Sungguh benar sabda Rasulullah sallallahu alaihi wasallam : "Kamu akan mengikuti cara orang-orang sebelum kamu, sedikit demi sedikit, hingga walaupun mereka memasuki lubang biawak, kamu akan ikut masuk ke dalamnya", kami (sahabat) berkata:" Apakah mereka itu Yahudi dan Nasrani wahai Rasulullah?", jawab Rasulullah : "siapalagi kalau bukan mereka".(H.R Muslim).

Sadariku Muslimah
Semoga hidayah dan rahmat-Nya ada besertamu, ketika azzam muliamu tumbuh, tatkalah tekadmu sudah bulat, ambillah jilbabmu, tutuplah auratmu dengannya, aurat yang di perintahkan oleh Allah untuk menutupnya dari ujung kaki sampai kepala, ingat saudariku MENUTUPNYA! Bukan MEMBUNGKUSNYA, karena membungkus engkau seperti membungkus kado, maka bentuk lekuknya pasti nampak, entah kado tersebut kotak atau persegi? Sebagaimana seorang muslimah kita yang katanya berbusana tapi busananya pas-pasan alias ketat, tidak! Tidak seperti itu.

"Jilbab adalah kain yang menutupi aurat (perhiasan) wanita, dari ujung kaki sampai ujung kepalanya (sebagian ulama berpendapat kecuali wajah dan telapak tangan), tanpa terbayang apa yang ada dibalik jilbab tersebut , dan bukan sebagai perhiasan sehingga engkau nampak lebih cantik dengan jilbabmu dihadapan mereka yang bukan mahrammu".

Saudariku Muslimah
Pandanglah diri yang lemah ini, pandanglah jasad yang sebentar lagi akan kembali kepada-Nya, dimana kecantikan yang dibanggakan? dimana keindahan yang dipamerkan? dimana semua itu? Ketika nikmat atau azab kubur diperlihatkan, seluruh manusia dikumpulkan, dihisab, ketika setiap manusia diberi pakaian dimanakah kita? kitakah yang diberi pakaian dari pakaian-pakaian penduduk syurga? ataukah diberi pakaian-pakaian ahli neraka? wal'iadzubillah.

Saudariku Muslimah…
Didunia inilah tempat kita memilih pakaian yang indah jilbab sesuai syariat Islam, yang dengannya semoga Allah memakaikan kita pakaian dari Ahlu syurga karena ketaatan dan ketundukan kita akan perintah-Nya.


HIJAB SYAR'I
Kriteria hijab/jilbab yang sesuai dengan syariat Islam:
1. Hijab/jilbab menutup seluruh badan aurat wanita (QS. 33:59)
2. Memakai hijab/jilbab yang tebal, tidak tipis dan transparan
3. Hendaknya tidak menggunakan jilbab yang menyolok, yang berwarna-warni sehingga menimbulkan perhatian. (QS. 24:31)
4. Hijab/jilbab tidak sempit dan ketat, tidak menampakkan lekuk aurat. Maka jilbab harus luas dan lebar tidak menimbulkan fitnah
5. Menghindari pemakaian wangi-wangian bagi wanita kecuali di depan suami.
6. Hendaklah pakaian wanita tidak menyerupai pakaian laki-laki.

By: Aidah Mujahidah Al-Mannaan

Selasa, 05 Oktober 2010

PACARAN HARAM, GIMANA CARA MENCARI JODOH


PACARAN HARAM, GIMANA CARA MENCARI JODOH YA ???

oleh Pondok Nurani


PACARAN HARAM, maka bagaimana caranya seorang muslin untuk mendapatkan jodoh?

Cara-caranya adalah sebagai berikut :

1. Melalui perantara.

Sebenarnya peran Orang tua untuk mencarikan jodoh anaknya (terutama anak perempuannya) sangat dominan sekali, tapi sayang kadang orang tua kurang mengerti tentang permasalahan ini, dan juga kadang dianggap kurang etis apabila kesana kemari mencarikan jodoh untuk anaknya. Padahal Sahabat yang mulia Umar Bin Khottob mencarikan pendamping untuk anaknya dengan menawarkan kebeberapa orang sahabat.



Upayakan memperluas pergaulan yang syar'i (dengan aktif ikut kajian-kajian keagamaan, misalnya), tanya sana tanya sini, siapa gerangan yang bisa membantu Anda untuk mencarikan jodoh.

Cari perantara yang reputasinya baik, seperti ustadz, guru, murobbi, dan orang-orang sholih lainnya. Jangan malu untuk mempromosikan diri bahwa ananda sedang mencari jodoh (apalagi ananda lelaki yang memang harus lebih agresif dalam mencari jodoh dari pada perempuan). Namun saya tidak menganjurkan ananda untuk mengikuti biro jodoh atau mengikuti forum-forum gaul di internet, karena selain tidak selektif, juga belum tentu jujur apa yang ditampilkan oleh biro/media tersebut.

Tapi Kalau biro jodohnya PN nggak apa-apa, he..he..he....................



2. Mencari sendiri tanpa melalui pacaran.

Cara yang kedua ini mungkin sulit bagi sementara orang.

Bagaimana bisa mencari jodoh sendiri tanpa melalui pacaran?

Bukankah pacaran merupakan sarana untuk mengenal calon pasangan kita?

Lalu dapatkah dijamin kita akan cocok dengan pasangan kita jika tidak melalui pacaran?

Jawabannya adalah : bisa!.

Bisa menikah tanpa pacaran dan bisa cocok sampai hayat di kandung badan.

Nenek moyang kita telah mempraktekkan hal tersebut sejak lama dan terbukti cocok.

Bahkan sekarang ini kita menyaksikan sendiri bahwa angka perceraian semakin tinggi, justru ketika budaya pacaran menjadi umum dalam masyarakat kita.

Ternyata pacaran tidak menjamin kecocokan dalam berumah tangga.

Jadi, cocok atau tidaknya kita dengan pasangan bukan karena pacaran, tetapi karena kesiapan untuk menerima pasangan kita apa adanya. Walau tidak pacaran, tetapi hati dan mental kita lebih siap (ikhlas) untuk menerima kekurangan dari pasangan, maka rumah tangga kita akan langgeng sampai akhir hayat.

Sebaliknya, walau pacaran bertahun-tahun tapi ternyata mental dan hati kita tidak siap menerima kekurangan pasangan, maka pernikahan akan mudah bubar dalam waktu yang singkat.



Cara mencari sendiri tanpa pacaran adalah dengan cara ‘menembak’ (langsung mengutarakan keinginan untuk menikahi orang yang kita taksir). Contohnya adalah ketika Khadijah ra meminta Nabi Muhammad saw untuk menikahinya.

Cara ini biasanya didahului dengan mencari informasi tentang orang yang akan kita “tembak” tersebut.

Cara mencari informasinya bisa melalui teman akrabnya, gurunya, dan orang-orang terdekat dengannya.

Cara yang ditempuh harus smooth (halus), sehingga tidak terkesan terlalu agresif. Lalu dilanjutkan dengan memberikan sinyal kepada orang yang kita taksir tersebut apakah ia siap untuk kita ajak menikah. Kalau sinyalnya positif, maka kita bisa menyampaikan hasrat kita kepadanya. Bisa melalui perantara atau bisa juga langsung mengutarakan kepadanya. Kalau diterima alhamdulillah dan kalau pun ditolak jangan sakit hati.

Baik cara pertama maupun kedua yang Anda lakukan, prinsipnya jangan pernah berputus asa untuk mencari jodoh dengan cara-cara yang Islami.

Sediakan juga waktu khusus untuk mencari jodoh (mis: sepekan dua kali atau sebulan tiga kail) dengan cara silaturahim ke perantara atau untuk mencari info orang yang kita “tembak”.

Iringi upaya kita mencari jodoh dengan doa dan sholat tahajud yang intens.

Buktikan kepada Allah SWT bahwa Anda memang sungguh-sungguh mencari jodoh.

Insya Allah, jodoh itu akan datang kepada Anda. “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh mencari jalan-jalan Kami, niscaya Kami akan tunjukan jalan-jalan tersebut ” (QS. 29 : 69).



PERINGATAN:

Jangan gara2 susah mendapatkan jodoh

lalu kita mencari jalan pintas dengan meminta bantuan

kepada DUKUN atau PARA NORMAL (YANG NGGAK NORMAL).

SUDAH NGGAK DAPAT JODOH JATUH KEPADA KESYIRIKAN

Wal iyaadzzu billah.

Senin, 04 Oktober 2010

KETIKA DIA DATANG MEMINANGMU


Satu hal sebagai bahan renungan kita…

Tuk merenungkan indahnya malam pertama

Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi semata

Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam dan Hawa

Justru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut!

Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara



Hari itu…mempelai sangat dimanjakan Mandi…

harus pula dimandikan Seluruh badan kita terbuka….

Tak ada sehelai benang pun menutupinya..

Tak ada sedikit pun rasa malu…

Seluruh badan digosok dan dibersihkan

Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan

Bahkan lubang-lubang itupun ditutupi kapas putih…

Itulah sosok kita…. Itulah jasad kita saat itu Setelah dimandikan…,

Kita pun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih Kain itu …jarang orang memakainya..

Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan

Wewangian ditaburkan ke baju kita…

Bagian kepala..,badan…, dan kaki diikatkan Tataplah….

tataplah…itulah wajah kita Keranda pelaminan…

Langsung disiapkan Pengantin bersanding sendirian…

Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga

Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul kita

Diiringi langkah gontai seluruh keluarga Serta rasa haru para handai taulan

Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah kudus Akad nikahnya bacaan talkin…

Berwalikan liang lahat.. Saksi-saksinya nisan-nisan..

yang telah tiba duluan Siraman air mawar..pengantar akhir kerinduan dan akhirnya…..



Tiba masa pengantin.. Menunggu dan ditinggal sendirian…

Tuk mempertanggungjawabkan seluruh langkah kehidupan

Malam pertama bersama KEKASIH..

Ditemani rayap - rayap dan cacing tanah

Di kamar bertilamkan tanah..

Dan ketika 7 langkah telah pergi….

Kita pun kan ditanyai oleh sang Malaikat…

Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur…

Ataukah akan memperoleh Siksa Kubur…..

Kita tak tahu…dan tak seorangpun yang tahu….

Tapi anehnya kita tak pernah galau ketakutan….

Padahal nikmat atau siksa yang ‘kan kita terima

Kita sungkan sekali meneteskan air mata…

Seolah barang berharga yang sangat mahal…

Dan Dia Kekasih itu.. Menetapkanmu ke syurga..

Atau melemparkan dirimu ke neraka..

Tentunya kita berharap menjadi ahli syurga… Tapi….tapi ….

sudah pantaskah sikap kita selama ini… Untuk disebut sebagai ahli syurga ?????????

Sahabat…mohon maaf…jika malam itu aku tak menemanimu

Bukan aku tak setia…

Bukan aku berkhianat…. Tapi itulah komitmen azali tentang hidup dan kehidupan



Tapi percayalah…aku pasti ‘kan mendo’akanmu…

Karena …aku sungguh menyayangimu…

Rasa sayangku padamu lebih dari apa yang kau duga

Aku berdo’a…semoga kau menjadi ahli syurga.

Aaamiiin… Sahabat….., jika ini adalah bacaan terakhirmu

Jika ini adalah renungan peringatan dari Kekasihmu

Ambillah hikmahnya…..

Tapi jika ini adalah salahku…maafkan aku….

Terlebih jika aku harus mendahuluimu….

Ikhlaskan dan maafkan seluruh khilafku

Yang pasti pernah menyakiti atau mengecewakanmu…..

Satu pintaku padamu… Tolong do’akan aku…



oleh:RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF

Minggu, 03 Oktober 2010

4 Kunci Rumah Tangga Harmonis


dakwatuna.com – Harmonis adalah perpaduan dari berbagai warna karakter yang membentuk kekuatan eksistensi sebuah benda. Perpaduan inilah yang membuat warna apa pun bisa cocok menjadi rangkaian yang indah dan serasi.


Warna hitam, misalnya, kalau berdiri sendiri akan menimbulkan kesan suram dan dingin. Jarang orang menyukai warna hitam secara berdiri sendiri. Tapi, jika berpadu dengan warna putih, akan memberikan corak tersendiri yang bisa menghilangkan kesan suram dan dingin tadi. Perpaduan hitam-putih jika ditata secara apik, akan menimbulkan kesan dinamis, gairah, dan hangat.

Seperti itulah seharusnya rumah tangga dikelola. Rumah tangga merupakan perpaduan antara berbagai warna karakter. Ada karakter pria, wanita, anak-anak, bahkan mertua. Dan tak ada satu pun manusia di dunia ini yang bisa menjamin bahwa semua karakter itu serba sempurna. Pasti ada kelebihan dan kekurangan.

Nah, di situlah letak keharmonisan. Tidak akan terbentuk irama yang indah tanpa adanya keharmonisan antara nada rendah dan tinggi. Tinggi rendah nada ternyata mampu melahirkan berjuta-juta lagu yang indah.

Dalam rumah tangga, segala kekurangan dan kelebihan saling berpadu. Kadang pihak suami yang bernada rendah, kadang isteri bernada tinggi. Di sinilah suami-isteri dituntut untuk menciptakan keharmonisan dengan mengisi kekosongan-kekosongan yang ada di antar mereka.

Ada empat hal yang mesti diperhatikan untuk menciptakan keharmonisan rumah tangga.keempatnya adalah:

1. Jangan melihat ke belakang

Jangan pernah mengungkit-ungkit alasan saat awal menikah. “Kenapa saya waktu itu mau nerima aja, ya? Kenapa nggak saya tolak?” Buang jauh-jauh lintasan pikiran ini.

Langkah itu sama sekali tidak akan menghasilkan perubahan. Justru, akan menyeret ketidakharmonisan yang bermula dari masalah sepele menjadi pelik dan kusut. Jika rasa penyesalan berlarut, tidak tertutup kemungkinan ketidakharmonisan berujung pada perceraian.

Karena itu, hadapilah kenyataan yang saat ini kita hadapi. Inilah masalah kita. Jangan lari dari masalah dengan melongkok ke belakang. Atau, na’udzubillah, membayangkan sosok lain di luar pasangan kita. Hal ini akan membuka pintu setan sehingga kian meracuni pikiran kita.

2. Berpikir objektif

Kadang, konflik bisa menyeret hal lain yang sebetulnya tidak terlibat. Ini terjadi karena konflik disikapi dengan emosional. Apalagi sudah melibatkan pihak ketiga yang mengetahui masalah internal rumah tangga tidak secara utuh.

Jadi, cobalah lokalisir masalah pada pagarnya. Lebih bagus lagi jika dalam memetakan masalah ini dilakukan dengan kerjasama dua belah pihak yang bersengketa. Tentu akan ada inti masalah yang perlu dibenahi.

Misalnya, masalah kurang penghasilan dari pihak suami. Jangan disikapi emosional sehingga menyeret masalah lain. Misalnya, suami yang tidak becus mencari duit atau suami dituduh sebagai pemalas. Kalau ini terjadi, reaksi balik pun terjadi. Suami akan berteriak bahwa si isteri bawel, materialistis, dan kurang pengertian.

Padahal kalau mau objektif, masalah kurang penghasilan bisa disiasati dengan kerjasama semua pihak dalam rumah tangga. Tidak tertutup kemungkinan, isteri pun ikut mencari penghasilan, bahkan bisa sekaligus melatih kemandirian anak-anak.

3. Lihat kelebihan pasangan, jangan sebaliknya

Untuk menumbuhkan rasa optimistis, lihatlah kelebihan pasangan kita. Jangan sebaliknya, mengungkit-ungkit kekurangan yang dimiliki. Imajinasi dari sebuah benda, bergantung pada bagaimana kita meletakkan sudut pandangnya.

Mungkin secara materi dan fisik, pasangan kita mempunyai banyak kekurangan. Rasanya sulit sekali mencari kelebihannya. Tapi, di sinilah uniknya berumah tangga. Bagaimana mungkin sebuah pasangan suami isteri yang tidak saling cinta bisa punya anak lebih dari satu.

Berarti, ada satu atau dua kelebihan yang kita sembunyikan dari pasangan kita. Paling tidak, niat ikhlas dia dalam mendampingi kita karena Allah sudah merupakan kelebihan yang tiada tara. Luar biasa nilainya di sisi Allah. Nah, dari situlah kita memandang. Sambil jalan, segala kekurangan pasangan kita itu dilengkapi dengan kelebihan yang kita miliki. Bukan malah menjatuhkan atau melemahkan semangat untuk berubah.

4. Sertakan sakralitas berumah tangga

Salah satu pijakan yang paling utama seorang rela berumah tangga adalah karena adanya ketaatan pada syariat Allah. Padahal, kalau menurut hitung-hitungan materi, berumah tangga itu melelahkan. Justru di situlah nilai pahala yang Allah janjikan.

Ketika masalah nyaris tidak menemui ujung pangkalnya, kembalikanlah itu kepada sang pemilik masalah, Allah swt. Pasangkan rasa baik sangka kepada Allah swt. Tataplah hikmah di balik masalah. Insya Allah, ada kebaikan dari semua masalah yang kita hadapi.

Lakukanlah pendekatan ubudiyah. Jangan bosan dengan doa. Bisa jadi, dengan taqarrub pada Allah, masalah yang berat bisa terlihat ringan. Dan secara otomatis, solusi akan terlihat di depan mata. Insya Allah!

Sumber : http://www.dakwatuna.com/2007/4-kunci-rumah-tangga-harmonis/

Sabtu, 02 Oktober 2010

Hey Cantik... Engkau Teramat Cantik :::



.oleh RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF

Cantik,Hey Cantik, aku menyebutmu cantik

Karena memang engkau cantik

Atau lebih kepada hatimu begitu cantik



Saat membaca lembaran pertama di buku "agar bidadari cemburu padamu"

Aku menemukan mereka telah begitu cemburu denganmu

Dengan kecantikanmu

Dengan keshalihanmu

Dengan shalatmu

Dengan PuasamuJuga tutur lembutmu



Bahkan saat engkau begitu pintar membagi waktu

Mencintai suamimu

Mendidik anak -anakmu dengan penuh sayang

Memperhatikan orang -orang di sekelilingmu

Mendengarkan keluhanDan mungkin tangisan



Aku masih begitu kagum dengan kecantikanmu

Terutama dengan kecantikan hatimu

Bidadari saja cemburu padamu



Dan aku masih takjub

Betapa Allah begitu indah menciptakan kecantikanmu

Saat kau hijabkan daya tarikmu di balik panjangnya jilbabmu

Saat kau sembunyikan pesonamu namun begitu memikat



Dan engkau teramat cantik

Duhai wanita muslimah yang shalihah

Karena engkau lebih utama

Dari bidadari syurga